NALAR BRILLIANT

Bagaimana alam bekerja tidak sia-sia: Darimana datangnya semua tata-tertib dan keindahan yang kita lihat di dunia? Tidakkah tampak dari gejala-gejala tersebut bahwa ada suatu Diri yang tak tampak, tapi hidup cerdas hadir di segala tempat, yang bersifat tak terbatas dalam ruang (isaac newton)

Foto Saya
Nama:
Lokasi: jakarta, jakarta, Indonesia

Mengenal diri adalah salah satu jalan mengenal TUHAN, jika ANDA mengenal saya, pasti TUHAN juga mengenal ANDA

Rabu, 15 Juni 2016

Ramadhan Melahirkan Pribadi Ultraself

Dalam kajian kebijakasanaan di dalam ilmu psikologi kita mengenal istilah ultraself, yaitu pribadi yang mengorientasikan hidupnya untuk selain dirinya. Ultraself atau pribadi transenden merupakan ciri telah hadirnya kebijaksanaan dalam diri seseorang. Ultraself beroperasi sebagai pusat lebih tinggi, mencakup proses mengintegrasikan kognitif dan emosional, terutama cinta dan kasih.
Nah, ramadhan sebagai bulan penempaan diri, bulan dimana umat muslim didik untuk jujur pada diri sendiri, menyenangi kebersihan, kesederhanaan, lebih transenden, berorientasi langit, yang semua itu berbentuk latihan yang bermanfaat untuk diri sendiri dan juga pendidikan yang bersifat filantropis bermanfaat untuk orang lain misalnya sikap lebih berempati kepada sesama, menahan diri untuk berbuat yang merugikan untuk orang lain, bahkan ramadhan mengajak umat untuk berlomba-lomba berbagi.
Dengan motivasi kebaikan ramadhan yang bersifat ke dalam dan keluar itulah maka keberkahan akan semakin tumbuh, sebab ramadhan telah menciptakan lingkungan pengendalian secara lengkap, individu secara personal ditempa dan secara sosial juga semakin direkatkan kohesitasnya. Maka, benar bahwa ramadhan jika dijalani dengan kesungguhan personal dan sosial maka akan menciptakan pribadi-pribadi yang ultraself, pribadi yang semakin baik kualitas dirinya untuk membangun kualitas sosialnya. Pribadi yang transenden dari dirinya, sebab sudah tidak risau dengan dirinya, sebab kerisauannya adalah bagaimana mengkualitaskan kehidupan sosialnya.
Pribadi yang sudah ultraself mampu menumpahkan cinta kasihnya untuk sesamanya. Dirinya sendiri sudah bukan orientasi hidupnya. Politisi yang ultraself sudah tidak lagi berorientasi kepada pemenuhan dan pemuasan diri dan kebutuhan kolega dan keluarganya, tetapi selalu sibuk untuk bagaimana semua perjuangannya untuk pengabdian diri demi kemaslahatan rakyat yang diwakilinya. Semua pejabat publik dan pejabat pemerintahan yang sudah ultraself maka mereka semua bekerja dengan sungguh-sungguh bukan untuk pemenuhan hasrat duniawi dan nafsu insaninya, sudha tidak berfikir “saya dapat apa?” atau “saya mendapat berapa JP?”, tetapi mereka lebih berfikir dan bertindak beyond him self. Seluruh kebijakan yang dilahirkannya semua diorientasikan untuk kesejahteraan rakyatnya sebagaimana kaidah fiqh Tasharruful imam ‘ala al-ra’iyyah manuthun bi al mashlahah. Wallahu a’lam   (Hotel Grand Duta Palu, 15 Juni 2016)