NALAR BRILLIANT

Bagaimana alam bekerja tidak sia-sia: Darimana datangnya semua tata-tertib dan keindahan yang kita lihat di dunia? Tidakkah tampak dari gejala-gejala tersebut bahwa ada suatu Diri yang tak tampak, tapi hidup cerdas hadir di segala tempat, yang bersifat tak terbatas dalam ruang (isaac newton)

Foto Saya
Nama:
Lokasi: jakarta, jakarta, Indonesia

Mengenal diri adalah salah satu jalan mengenal TUHAN, jika ANDA mengenal saya, pasti TUHAN juga mengenal ANDA

Selasa, 08 Juli 2008

Apakah Kesuksesan Selalu Berkorelasi Dengan Uang?

Anda orang yang sukses? Jika ya. Berarti anda banyak uang. Setidaknya, begitulah yang ada dalam benak begitu banyak orang. Seseorang layak disebut sebagai orang sukses jika memiliki banyak uang. Jika uang yang dimilikinya tidak banyak, rasanya janggal mengait-ngaitkan orang itu dengan sebuah kesuksesan. Sewaktu saya masih kecil, guru ngaji saya mengatakan bahwa; "orang kaya itu sungguh beruntung," katanya. "Karena, dengan kekayaannya, dia bisa menjadi manusia yang banyak memiliki pahala. Sebab," lanjut beliau. "Dengan kekayaannya itu, dia bisa berbuat begitu banyak kebajikan." Kekayaan bisa membantu manusia menuju tempat terhormat disamping singasana Tuhan, kelak ketika mereka kembali kepada jati diri sesunggunya sesudah mati. Dengan kata lain; orang kaya itu enak didunia dan enak juga diakhirat. Tetapi, benarkah selalu demikian?Dalam pelajaran hari selanjutnya, pak guru mengatakan bahwa: "orang kaya itu sungguh merugi," katanya. "Karena, dengan kekayaannya dia bisa menjadi manusia yang banyak memiliki dosa. Sebab," lanjut beliau. "Dengan kekayaannya itu, dia bisa berbuat begitu banyak kesalahan." Jadi, menjadi kaya itu sebenarnya baik apa buruk? Beliau bilang; 'menjadi kaya dengan cara yang baik adalah baik, sedangkan menjadi kaya dengan cara yang buruk adalah buruk'. Oh, jadi kaya bukanlah ukuran baik atau buruk, melainkan; bagaimana cara dia menjadi kayalah penentunya. Seseorang yang memandang kekayaan semata sebagai ukuran sebuah keberhasilan mempunyai peluang untuk terjerumus kepada konsepsi yang salah. Bahwa hidup ini is all about being rich. Sedangkan 'bagaimana caranya' seringkali terabaikan. Oleh karena itu; tidaklah mengherankan jika begitu banyak orang yang silau dengan kekayaan seseorang, tanpa mempedulikan 'bagaimana' orang itu sampai kepada pencapaian material itu. Sehingga, manusia-manusia yang melakukan segala cara untuk mendapatkannya tetaplah dianggap manusia bermartabat dan terhormat. Repotnya lagi, lingkungan kita yang terlanjur hedonis ini seringkali mencibiri orang-orang yang memiliki uang pas-pasan, meski mereka senantiasa menjaga dirinya dari tindakan-tindakan tak terpuji. Kadang-kadang mereka dianggap manusia terbodoh didunia. "Memiliki kesempatan kok tidak dimanfaatkan, " begitu kita seringa berkata. Itulah sebabnya, banyak orang baik terseret oleh arus sesat seperti itu. Sebab, kekayaan memberikan banyak kenyamanan. Siapa sih yang tidak ingin hidup nyaman?Dihari lain guru mengaji saya bilang bahwa:"orang kaya itu paling cepat menjalani pemeriksaan diakhirat," katanya. "Karena, buku penilaian malaikat dipenuhi laporan daftar kebajikan yang pernah diperbuatnya semasa hidup. Sehingga," lanjut beliau. "Dengan sejumlah kebajikan itu, mereka layak mendapatkan tempat disorga Tuhan." Lagipula, mengapa Tuhan harus membiarkan orang-orang baik terlalu lama menunggu untuk itu? Dihari lain guru mengaji saya bilang bahwa:"orang kaya itu paling lambat menjalani pemeriksaan diakhirat," katanya. "Karena, dalam pemeriksaan itu; Tuhan mempertanyakan setiap jenis kekayaan yang dimilikinya. Semakin banyak kekayaannya, semakin panjang daftar periksa dan pertanyaan yang Tuhan ajukan. Sehingga," lanjut beliau. "Orang yang paling kaya, paling lama diperiksa." Konon pertanyaan Tuhan tentang kekayaan seseorang hanya dua macam. Yaitu, pertama; bagaimana caranya dahulu kamu mendapatkan kekayaanmu itu? Dan kedua, bagaimana caranya kamu membelanjakan kekayaanmu itu? Untuk pertanyaan pertama, Tuhan hanya mengharapkan sebuah jawaban yang menegaskan bahwa seseorang mendapatkan kekayaannya dengan cara yang benar. Bukan dengan mengambil hak orang lain. Atau merugikan pihak lain. Atau menindas. Menipu. Memanipulasi. Atau mengemplang hutang sambil berfoya-foya. Jadi, orang-orang yang sengaja berutang kemudian berpura-pura bangkrut padahal rekening kekayaannya ada dimana-mana tentu sulit untuk membohongi Tuhan. Dan orang-orang yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekayaan tentu akan kebingungan ketika harus berhadapan dengan Tuhan. Sedangkan, untuk pertanyaan kedua Tuhan hanya mengharapkan sebuah jawaban yang menegaskan bahwa seseorang menggunakan kekayaannya untuk berbuat kebajikan. Bukan menindas dan memperbudak orang lain. Atau memperalat. Atau menjajah manusia lain. Selintas, pelajaran-pelajaran ini seolah agak saling bertolak belakang. Namun, jika semuanya dikombinasikan ternyata menjadi sebuah pelajaran yang sederhana. Dan pelajaran itu berbunyi; "Kekayaan yang didapatkan dengan cara yang baik, dan dibelanjakan dijalan yang baik akan menjadikan hari esok seseorang lebih baik. Sedangkan, kekayaan yang didapatkan dengan cara yang buruk atau dibelanjakan untuk hal-hal yang buruk; pasti menjadikan hari esok seseorang sangat buruk." Oleh karena itu, kesuksesan seseorang lebih banyak ditentukan oleh bagaimana cara dia menjalani kehidupannya; bukan kekayaannya. Sebab, orang-orang yang menghabiskan umurnya untuk menemukan restu Tuhan, tentulah orang-orang yang sukses itu. Meskipun orang itu tidak kaya. Karena Tuhan pastilah tidak mata duitan. Jadi, meskipun jumlah uang orang itu tidak melimpah ruah; Tuhan pasti suka kepadanya. Sedangkan, orang-orang yang dalam hidupnya memancing-mancing kemarahan Tuhan, tentulah bukan orang-orang yang sukses itu. Meskipun orang itu kaya. Sebab, Tuhan tidak selalu melihat hasil akhir, melainkan proses perjalanan orang itu untuk mencapai akhir hidupnya. Jadi, meskipun jumlah uang orang itu melimpah ruah; Tuhan belum tentu suka kepadanya. Sebab, jika uang itu didapatkan, dan dibelanjakan dengan cara yang tidak disukai Tuhan; pastilah tidak ada nilainya dimata Tuhan.Kekayaan bukanlah satu-satunya ukuran kesuksesan. Sebab, menghubungkan kesuksesan seseorang dengan jumlah uang yang dimilikinya; sama saja dengan merendahkan martabat orang itu. Itu berarti bahwa kita lebih menghargai uangnya dari pada nilai kemanusiaannya. Karena, jika kita mengukur keberhasilan seseorang dari uangnya, maka kekaguman kita terhadap orang itu akan dengan serta merta luntur tepat disaat kita mengetahui bahwa 'ternyata, orang itu tidak sekaya yang kita kira....' Lebih berbahaya lagi jika cara berpikir seperti itu akhirnya mendorong orang untuk melakukan tindakan yang tidak terpuji. Hanya gara-gara kita menganggap mereka banyak uang, lalu mereka berusaha untuk membenarkan dugaan kita dengan cara yang salah. Saya pernah membaca dikoran, seorang manusia terhormat berkata; "Bagaimana saya tidak berusaha keras mencari uang? Wong setiap organisasi masa yang datang ke rumah saya selalu meminta sumbangan. Mereka pikir saya punya banyak uang. Mana percaya mereka, kalau saya katakan tidak punya uang? Jadi, saya kasihlah mereka itu uang." Mengenaskan, bukan? Mari kita berhenti untuk menjadikan jumlah uang dan kekayaan sebagai ukuran keberhasilan. Sehingga kita bisa lebih berfokus kepada tindakan-tindakan yang positif. Dan terhindar dari menghalalkan segala cara untuk sekedar mendapatkan uang yang banyak. Jika anda terpilih menjadi karyawan teladan di perusahaan. Meskipun pendapatan anda pas-pasan; jangan ragu untuk menyebut diri anda orang sukses. Dan percayalah, tidak ada gunung yang terbentuk begitu saja. Dia tumbuh dari anak gunung menjadi gunung besar yang menjulang. Begitu pula dengan kesuksesan. Sekecil apapun, itu akan menjadi bibit bagi kesuksesan besar anda dimasa mendatang. Itu jika anda tidak tersilaukan oleh uang. Sebab, jika uang menjadi segala ukuran kesuksesan anda; maka anda tidak akan segan untuk melakukan cara apapun agar bisa mendapatkannya. Kita tidak usah malu untuk mengakui bahwa uang kita tidak banyak. Jika kita bisa mandiri. Tidak menjadi benalu bagi orang lain. Maka nilai kesuksesan kita sama sekali tidak berkurang.
Catatan kaki:Jika kita menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang; sekalipun uang kita menjadi banyak, rasanya kita tidak layak untuk disebut sebagai orang sukses.

Jangan Baca jika Anda tidak Mencintai Ibumu!

Ketika ibu saya berkunjung, Ia mengajak sayauntuk Berbelanja bersamanyakarena dia membutuhkan sebuah Gaun yang baru.Saya sebenarnya tidak suka pergi berbelanja bersama dengan orang lain,Dan saya bukanlah orang yang sabar,tetapi walaupun demikian kami berangkat juga ke pusat perbelanjaan tersebut.Kami mengunjungi setiap toko yang menyediakan gaun Wanita,Dan ibu saya mencoba gaun demi gaun Dan Mengembalikan semuanya.Seiring Hari yang berlalu, Saya mulai lelah Dan ibu saya mulai frustasi.Akhirnya pada toko terakhir yang kami kunjungi,Ibu Saya mencoba satu stel gaun biru yang cantik terdiri Dari tiga helai.Pada blusnya terdapat sejenis tali di Bagian tepi lehernya, Dan karenaketidaksabaran saya, Maka untuk kali ini saya ikut masuk Dan berdiri Bersamaibu saya dalam ruang ganti pakaian,Saya Melihat bagaimana IA mencoba pakaian tersebut, Dan Dengan susahmencoba untuk mengikat talinya.Ternyata tangan-tangannya sudah mulai dilumpuhkan oleh Penyakit radang sendiDan sebab itu dia tidak dapat Melakukannya,seketika ketidaksabaran saya digantikanOleh suatu rasa kasihan yang dalam kepadanya.Saya Berbalik pergi Dan mencoba menyembunyikan air Mata Yang keluar tanpasaya sadari.Setelah saya Mendapatkan ketenangan lagi, saya kembali masuk ke Kamar gantiuntuk mengikatkan tali gaun tersebut.Pakaian ini begitu indah, Dan dia membelinya.Perjalanan belanja kami telah berakhir,Tetapi Kejadian tersebut terukir Dan tidak dapat terlupakan Dari ingatansaya.Sepanjang sisa Hari itu, pikiran Saya tetap saja kembali pada saat berada didalam Ruang ganti pakaian tersebut Dan terbayang tangan ibu Saya yang sedangberusaha mengikat tali blusnya.Kedua Tangan yang penuh dengan kasih, yang pernah menyuapi Saya, memandikansaya,memakaikan baju, membelai Dan Memeluk saya, Dan terlebih dari semuanya,berdoa untuk Saya, sekarang tangan itu telah menyentuh hati saya Dengan carayang paling membekas dalam hati saya.Kemudian pada sore harinya, saya pergi ke kamar ibu Saya,mengambil tangannya, menciumnya ... Dan yangMembuatnya terkejut, memberitahukannya bahwa bagi saya Kedua tangan tersebutadalah tangan yang paling indah Di dunia ini.Saya sangat bersyukur bahwa Tuhan telah Membuat saya dapat melihat denganMata baru,Betapa Bernilai Dan berharganya kasih sayang yang penuh Pengorbanan dariseorang ibu. Saya hanya dapat berdoa Bahwa suatu Hari kelak tangan saya Danhati saya akan Memiliki keindahannya tersendiri.Dunia ini memiliki Banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begituAgung,tetapi tak satu pun yang dapat menandingi Keindahan tangan Ibu...
With Love to All Mother" JIKA KAMU MENCINTAI IBU MU KIRIMLAH CERITA INI KEPADA ORANG LAIN, AGARSELURUH ORANG DIDUNIA INI DAPAT MENCINTAI DAN MENYAYANGI IBUNYA "
Note : Berbahagialah yang masih memiliki Ibu.Dan Lakukanlah yang Terbaik untuknya..

Ohh Ibu

"Bisa saya melihat bayi saya?" pinta seorang ibu yang baru melahirkan
penuh kebahagiaan.
Ketika gendongan itu berpindah ke tangannya dan ia membuka selimut
yang membungkus wajah bayi lelaki yang mungil itu, ibu itu menahan
nafasnya. Dokter yang menungguinya segera berbalik memandang ke arah
luar jendela rumah sakit.
Bayi itu dilahirkan tanpa kedua belah telinga!
Waktu membuktikan bahwa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh
menjadi seorang anak itu bekerja dengan sempurna. Hanya penampilannya
saja yang tampak aneh dan buruk. Suatu hari anak lelaki itu bergegas
pulang ke Rumah dan membenamkan wajahnya di pelukan sang ibu yang
menangis. Ia tahu hidup anak lelakinya penuh dengan kekecewaan dan
tragedi. Anak lelaki itu terisak-isak berkata, "Seorang anak laki-laki
besar mengejekku. Katanya, aku ini makhluk aneh."
Anak lelaki itu tumbuh dewasa. Ia cukup tampan dengan cacatnya. Ia
pun disukai teman-teman sekolahnya. Ia juga mengembangkan bakatnya di
bidang musik dan menulis.
Ia ingin sekali menjadi ketua kelas. Ibunya mengingatkan, "Bukankah
nantinya kau akan bergaul dengan remaja-remaja lain?" Namun dalam hati
ibu merasa kasihan dengannya. Suatu hari ayah anak lelaki itu bertemu
dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga untuknya. "Saya
percaya saya bisa memindahkan sepasang telinga untuknya. Tetapi harus
ada seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya," kata dokter.
Kemudian, orangtua anak lelaki itu mulai mencari siapa yang mau
mengorbankan telinga dan mendonorkannya pada mereka.
Beberapa bulan sudah berlalu.
Dan tibalah saatnya mereka memanggil anak lelakinya, "Nak, seseorang
yang tak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya padamu.
Kami harus segera mengirimmu ke rumah sakit untuk dilakukan operasi.
Namun, semua ini sangatlah rahasia." kata sang ayah. Operasi berjalan
dengan sukses.
Seorang lelaki baru pun lahirlah. Bakat musiknya yang hebat itu
berubah menjadi kejeniusan.
Ia pun menerima banyak penghargaan dari sekolahnya. Beberapa waktu
kemudian ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat. Ia
menemui ayahnya, "Yah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia
mengorbankan ini semua padaku. Ia telah berbuat sesuatu yang besar
namun aku sama sekali belum membalas kebaikannya. " Ayahnya menjawab,
"Ayah yakin kau takkan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah
memberikan telinga itu." Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan,
"Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua
rahasia ini."
Tahun berganti tahun.
Kedua orangtua lelaki itu tetap menyimpan rahasia. Hingga suatu hari
tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga itu. Di hari itu ayah dan
anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya yang baru saja
meninggal.
Dengan perlahan dan lembut, sang ayah membelai rambut jenazah ibu yang
terbujur kaku itu, lalu menyibaknya sehingga tampaklah... bahwa sang
ibu tidak memiliki telinga. "Ibumu pernah berkata bahwa ia senang
sekali bisa memanjangkan rambutnya," bisik sang ayah. "Dan tak seorang
pun menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit kecantikannya bukan?"
Kecantikan yang sejati tidak terletak pada penampilan tubuh namun di
dalam hati. Harta karun yang hakiki tidak terletak pada apa yang bisa
terlihat, namun pada apa yang tidak dapat terlihat.
Cinta yang sejati tidak terletak pada apa yang telah dikerjakan dan
diketahui, namun pada apa yang telah dikerjakan namun tidak diketahui.

(Terima kasih untuk siapa saja yang telah menulis cerita indah ini -
Editor)

Fitrah Kemanusiaan

Ada yang harus dimengerti tentang nilai-nilai sebuah kemanusiaan, tentang kebersamaan sesama makhluk Tuhan, akan persamaan hak yang selama ini kita masih melupakan. Kehidupan adalah putaran waktu yang telah ditetapkan untuk kita agar diri ini semakin mengerti tentang keagungan Yang Mahasuci. Agar diri ini semakin sadar dan memahami betapa kita juga membutuhkan orang lain untuk bersama-sama saling mengisi dan melengkapi. Orang kaya membutuhkan yang miskin, begitu juga sebaliknya orang miskin membutuhkan uluran tangan para dermawan.
Orang pandai tidak akan bisa berdiri sendiri tanpa bantuan orang bodoh, begitu juga sebaliknya. Seorang presiden tidak akan dapat melaksanakan roda pemerintahan jika rakyat kecil tidak mendukungnya. Begitu juga dengan yang terjadi antara kita, kita hanya sekadar menjalani apa yang telah diri-Nya kehendaki. Apa yang tidak kita miliki bisa jadi orang lain mampu memberi, sedangkan apa yang tidak orang lain miliki kita justru mempunyai. Kita saling memberi dan mengisi, kita saling melengkapi meski terkadang belum sesuai dengan apa yang kita kehendaki.
Kemanusiaan adalah aliran rasa persaudaraan, curahan cinta dan kasih sayang, serta jalinan kesucian hati dan kehalusan budi. Kalau kita sudah bisa mengerti tentang itu, maka sulitlah bagi kita untuk bisa membenci, berat terasa jika hati ini menyakiti perasaan orang, enggan dan malu jika harus melakukan keburukan. Mengapa? Karena, kita benar-benar mengerti dan merasakan akan kerendahan diri di hadapan Yang Mahasuci. Kita menyadari betul kalau jiwa ini tiada mempunyai kekuatan apa-apa, hati ini begitu hina sedang jasad ini tak ubahnya bentuk yang tak pantas untuk dibanggakan.
Kita hanyalah manusia, maka tak ada gunanya jika kita menganggap diri ini paling mulia apalagi berkuasa, di atas langit ada langit dan siapa yang nomor wahid hanya Tuhan yang lebih mengetahui. Kebesaran, kedudukan, kekuasaan, dan kehormatan hanyalah titipan, namun mengapa justru karena itu kita saling menjatuhkan, kita rela melakukan apa saja asal dapat meraih jabatan dan kedudukan. Persahabatan tidak lagi dihiraukan, persaudaraan hanya berlaku jika mendatangkan keuntungan, meski seperti itu kita masih bisa bicara atas nama kemanusiaan. Sungguh, kita memang tiada rasa malu, mata dan hati kita sudah tertutup oleh beragam bentuk kehinaan dunia.
Belajarlah untuk mengerti bagaimana cara menghormati dan menghargai saudara, mencintai dan menyayangi, menjaga dan melindungi semampu kita bisa. Mengerti, memahami, dan merasakan, bukan hanya sekadar tahu. Berat memang kalau dipikirkan, namun ketahuilah bahwa nilai kemanusiaan itu tidak untuk dipikirkan, apalagi hanya sebuah ide yang cukup dilontarkan. Nilai kemanusiaan adalah kehidupan itu sendiri, yang mana kita harus menjalani. Nilai kemanusiaan bukanlah jalan menuju kehidupan melainkan dirinya adalah bagian dari kehidupan itu sendiri.
Dan kita tidak akan pernah merasakan itu semua selama diri ini hanya diam tanpa melakukan apa-apa, Karena, nilai kemanusiaan bukanlah pelajaran yang cukup untuk dihafal, melainkan dirinya adalah guru. Nilai kemanusiaan adalah rasa dari tiap-tiap diri kita, dan selama diri ini masih dalam genggaman kesombongan dan keangkuhan, selama diri ini tidak berdaya untuk melawan kebencian dan kedengkian, maka selama itu juga kita tidak akan pernah mengerti apa sebenarnya makna terdalam dari nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri.
दरी “Khâdim Komunitas Jalan Sunyi

WAKTU

Rekans, Mudah-mudahan artikel ini bermanfaat yaa॥Semilidetik Untuk Meraih EmasJika setiap pagi bank memberi anda pinjaman uang sebesar Rp. 86400,- bebas untuk digunakan hanya pada hari itu saja, apa yang anda lakukan? Pastinya anda akan memanfaatkan uang itu sebaik-baiknya sebelum hari itu berakhir। Daripada hangus begitu saja, ya kan?Kita semua memiliki bank seperti itu, namanya WAKTU. Setiap pagi, ia akan memberi anda pinjaman 86.400 detik yang akan hangus jika tidak digunakan pada hari itu juga. Tidak ada waktu tambahan dan tidak ada juga “uang muka” untuk pinjaman esok harinya. Jadi, gunakan waktu anda sebaik-baiknya dan mulailah bertindak sekarang juga.Agar tahu pentingnya waktu SETAHUN, tanyakan pada murid yang tidak naik kelas.Agar tahu pentingnya waktu SEBULAN, tanyakan pada ibu yang melahirkan bayi prematurAgar tahu pentingnya waktu SEHARI, tanyakan pada tukang bakso yang tidak bisa jualan hari ini.Agar tahu pentingnya waktu SEMENIT, tanyakan pada orang yang ketinggalan pesawat terbangAgar tahu pentingnya waktu SEMILIDETIK, tanyakan pada peraih medali perak cabang renang di Olimpiade