NALAR BRILLIANT

Bagaimana alam bekerja tidak sia-sia: Darimana datangnya semua tata-tertib dan keindahan yang kita lihat di dunia? Tidakkah tampak dari gejala-gejala tersebut bahwa ada suatu Diri yang tak tampak, tapi hidup cerdas hadir di segala tempat, yang bersifat tak terbatas dalam ruang (isaac newton)

Foto Saya
Nama:
Lokasi: jakarta, jakarta, Indonesia

Mengenal diri adalah salah satu jalan mengenal TUHAN, jika ANDA mengenal saya, pasti TUHAN juga mengenal ANDA

Rabu, 16 Januari 2008

Undangan Allah untuk memerdekakan manusia

Kenapa ketika kita datang dalam sebuah undangan acara malam isra’ mi’raj atau malam gema maulid nabi saw atau undangan pernikahan kita terasa tenang tanpa ragu sedikitpun dan percaya bahwa kita akan mendapatkan tempat duduk, makanan, kue, minuman dsb. sesampainya kita di tempat/lokasi undangan/walimah?

Itu karena kita percaya kepada panitia yang mengundang kita, bahwa kita datang tidak perlu membawa apa-apa, lenggang saja sudah cukup, sebab sesampainya kita di tempat walimah tersebut, kita akan mendapatkan tempat duduk meskipun sekedar tikar, kita akan diberikan makanan, minuman, kue meskipun ala kadarnya, tetapi kita sudah percaya kepada panitia acara. Sekali lagi, karena kita percaya bahwa panitia akan menyediakan hal-hal tersebut tanpa kita minta.

Lha, begitu juga dengan kita hidup di dunia ini. Kita hidup di dunia ini adalah undangan Allah swt, Tuhan semesta alam ini. Tanpa perkenan Allah untuk kita hadir di dunia ini niscaya kita tidak akan pernah merasakan kehidupan dunia ini. Tetapi, anehnya kenapa kita seringkali tidak percaya kepada yang mengundang kita untuk hidup di dunia ini? tidak percaya kepada Allah swt. yang mengundang kita hidup? Padahal Allah lah yang mengundang kita, bukan mau kita untuk hidup di dunia ini. Kenapa misalnya, kita seringkali was-was, khawatir, sedih, bingung, susah, gelisah, takut tidak bisa makan esok hari, takut dengan masa depan -yang masih diarahasiakan oleh Allah swt.- untuk menjalani hidup ini, padahal sekali lagi yang mengundang kita hidup di dunia ini adalah Beliau, Allah swt., bukan selainNya.

Nah, jika dianalogikan dengan perumpamaan kita hadir dalam sebuah undangan tersebut diatas, maka seharusnya kita percaya pula kepada Allah yang mengundang kita untuk hidup di dunia ini, bukan begitu? Padahal kita seringkali mengaku beriman yang artinya percaya kepada Allah swt. Namun seringkali pula kita lupa bahwa kita hidup di dunia ini adalah bukan kehendak kita, tetapi kehendak Allah swt., atas undangan Allah swt.

Apa tujuan Allah mengundang kita ke dunia ini? Tidak lain adalah untuk memberikan derajat tinggi kepada kita, sebab dengan kita hidup sebagai manusia di muka bumi ini, berarti kita telah dijadikan kepercayaan Tuhan untuk mengemban amanat sebagai khalifah Allah swt. Itu adalah derajat mulia sebab Allah tidak memilih makhluknya yang lain, semisal Malaikat yang selalu sujud kepadaNya, atau Jin atau makhluk yang lain. Tetai kita, manusia sebagai khalifatullah fi al ardl.

Yang kedua adalah untuk memerdekakan kita, yakni memerdekakan kita dari segala bentuk kegelapan, kekejian, kemusyrikan, kejahatan dsb. Memerdekakan kita dari segala ketergantungan dan hanya kepada Allah kita bergantung, merdeka dari kegelapan dunia rahim dan memberikan kita kenikmatan dalam melihat pemandangan dunia yang begitu indah nan menawan, memerdekakan kita dari kekafiran menuju ikatan kukuh dengan Dia Yang Maha atas segala maha, yakni Allah swt. Kita hidup di dunia ini adalah kehendaknya, maka tidak ada alasan untuk takut mengarungi bahtera kehidupan di dunia ini. Sebab Allah-lah yang menjamin hidup kita, yakinilah, yakinilah, yakinilah. Jika tidak, maka ketidakyakinan itu akan menjadi hantu siang-malam dalam hidup kita. [Tulisan ini diinspirasi dari kalam hikmah Lukamanul Hakim-Sufiolog Ciganjur]

- wallahu a’lam bisshawab -

[Muhib-Mu]

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda